Rumah murah Cluster ubud Pondok ungu Permai bekasi utara

RUMAH MINIMALIS CLUSTER UBUD BEKASI UTARA: Bahasa Indonesia

Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!

jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..

karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir

Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900

caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas

tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya

Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Minggu, 12 Agustus 2018

Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan II Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan II


A. PEMAKAIAN TANDA BACA 

     1. Tanda Titik (.)
a. Tanda titik digunakan pada final kalimat pernyataan.
b. Tanda titik digunakan di belakang angka atau abjad dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
c. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Catatan:
(1). Tanda titik tidak digunakan pada angka atau abjad yang sudah bertanda kurung dalam suatu perincian.
(2). Tanda titik tidak digunakan pada final penomoran digital yang lebih dari satu angka
(3). Tanda titik tidak digunakan di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

d. Tanda titik digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul goresan pena (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit.
e. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Catatan:
(1). Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
(2). Tanda titik tidak digunakan pada final judul yang merupakan kepala karangan, ilustrasi, atau tabel.
(3). Tanda titik tidak digunakan di belakang (a) alamat akseptor dan pengirim surat serta (b) tanggal surat.

     2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
b. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, ibarat tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat beragam (setara).
c. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya.
d. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, ibarat oleh alasannya ialah itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
e. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau setelah kata seru, ibarat o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang digunakan sebagai sapaan, ibarat Bu, Dik, atau Nak.
f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan eksklusif dari belahan lain dalam kalimat.

Catatan:
Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan eksklusif yang berupa kalimat tanya, kalimat perintah, atau kalimat seru dari belahan lain yang mengikutinya.

g. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
h. Tanda koma digunakan untuk memisahkan belahan nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
i. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
j. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan akronim gelar akademis yang
k. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
l. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi.
m. Tanda koma sanggup digunakan di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian.

     3. Tanda Titik Koma (;)
a. Tanda titik koma sanggup digunakan sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
b. Tanda titik koma digunakan pada final perincian yang berupa klausa.
c. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat yang sudah memakai tanda koma.

     4. Tanda Titik Dua (:)
a. Tanda titik dua digunakan pada final suatu pernyataan lengkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan.
b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau perincian atau klarifikasi itu merupakan embel-embel yang mengakhiri pernyataan.
c. Tanda titik dua digunakan setelah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
d. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama setelah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
e. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d) nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka.

     5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung digunakan untuk menandai belahan kata yang terpenggal oleh pergantian baris.
b. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur kata ulang.
c. Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan dengan angka atau menyambung abjad dalam kata yang dieja satu-satu.
d. Tanda hubung sanggup digunakan untuk memperjelas kekerabatan belahan kata atau ungkapan.
e. Tanda hubung digunakan untuk merangkai
1). se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan abjad kapital (se-Indonesia, se-Jawa Barat);
2). ke- dengan angka (peringkat ke-2);
3). angka dengan –an (tahun 1950-an);

f. Kata atau imbuhan dengan akronim yang berupa abjad kapital (hari-H, sinar-X, ber-KTP, di-SK-kan);
4). kata dengan kata ganti Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);
5). abjad dan angka (D-3, S-1, S-2); dan
6). kata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan akronim yang berupa abjad kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Catatan:
Tanda hubung tidak digunakan di antara abjad dan angka kalau angka tersebut melambangkan jumlah huruf.
g. Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa kawasan atau bahasa asing.
h. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek bahasan.

     6. Tanda Pisah (—)
a. Tanda pisah sanggup digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang mem-beri klarifikasi di luar bangkit kalimat.
b. Tanda pisah sanggup digunakan juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain.
c. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.

     7. Tanda Tanya (?)
a. Tanda tanya digunakan pada final kalimat tanya.
b. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan belahan kalimat yang disangsikan atau yang kurang sanggup dibuktikan kebenarannya.

     8. Tanda Seru (!)
Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa permintaan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

    9. Tanda Elipsis (...)
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau kutipan ada belahan yang dihilangkan.

Catatan:
1). Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
2). Tanda elipsis pada final kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).
b. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Catatan:
1). Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
2). Tanda elipsis pada final kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat buah).

     10. Tanda Petik ('…')
a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan eksklusif yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau materi tertulis lain.
b. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau belahan buku yang digunakan dalam kalimat.
c. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang memiliki arti khusus.

     11. Tanda Petik Tunggal ('…')
1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain.
2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau klarifikasi kata atau ungkapan.

     12. Tanda Kurung ((…))
a. Tanda kurung digunakan untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
b. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau klarifikasi yang bukan belahan utama kalimat.
c. Tanda kurung digunakan untuk mengapit abjad atau kata yang keberadaannya di dalam teks sanggup dimunculkan atau dihilangkan.
d. Tanda kurung digunakan untuk mengapit abjad atau angka yang digunakan sebagai penanda pemerincian.

     13. Tanda Kurung Siku ([…])
a. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam naskah orisinil yang ditulis orang lain.
b. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.

     14. Tanda Garis Miring (/)
a. Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
b. Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
c. Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam naskah orisinil yang ditulis orang lain.

     15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')
Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukkan penghilangan belahan kata atau belahan angka tahun dalam konteks tertentu.

B. PENULISAN UNSUR SERAPAN

     Dalam perkembangannya bahasa Indonesia menyerap unsur dari aneka macam bahasa, baik dari bahasa daerah, ibarat bahasa Jawa, Sunda, dan Bali, maupun dari bahasa asing, ibarat bahasa Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina, dan Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia sanggup dibagi menjadi dua kelompok besar. 
     Pertama, unsur ajaib yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, ibarat force majeur, de facto, de jure, dan l’exploitation de l'homme par l'homme. Unsur- unsur itu digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
     Kedua, unsur ajaib yang penulisan dan pengucapannya diadaptasi dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini, perembesan diusahakan biar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih sanggup dibandingkan dengan bentuk asalnya.

Sumber : Slide Bahasa Indonesia Pertemuan 4 @bsi
Kuliah ? Bsi aja !

Sabtu, 11 Agustus 2018


Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan


A. Sejarah Ejaan

Ejaan ialah seperangkat hukum atau kaidah yang mengatur cara melambangkan bunyi, cara memisahkan atau menggabungkan kata, dan cara memakai tanda baca.

1. Ejaan van Ophuijsen. Pada tahun 1901
ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan aksara Latin, yang disebut Ejaan van Ophuijsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan van Ophuijsen ialah sebagai berikut.

1. Huruf j digunakan untuk menuliskan kata-kata jang, pajah, sajang.
2. Huruf oe digunakan untuk menuliskan goeroe, itoe, oemoer.
3. Tanda diakritik, menyerupai koma, ain dan tanda trema, digunakan untuk menuliskan kata-kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamai’.

2. Ejaan Soewandi. Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van Ophuijsen. Ejaan gres itu oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu ialah sebagai berikut.

a. Huruf oe diganti dengan u, menyerupai pada guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan suara sentak ditulis dengan k, menyerupai pada kata-kata tak, pak, maklum, rakjat.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2, seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an.
d. Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, menyerupai kata depan dirumah, dikebun disamakan dengan imbuhan di- pada ditulis, dikarang.

3. Ejaan Melindo. Pada final 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu (Selametmulyana-Syeh Nasir bin Ismail, Ketua) menghasilkan konsep ejaan bersama yang lalu dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Perkembangan politik selama bertahun-tahun berikutnya mengurungkan pelantikan ejaan itu.

4. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD).
     Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan gres itu menurut Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membuatkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai patokan pemakaian ejaan itu.
     Karena penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibuat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No.156/P/1972 (Amran Halim, Ketua), menyusun Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas.
     Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No.0196/1975 memberlakukan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
     Pada tahun 1987, kedua pemikiran tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Dengan demikian, maka terjadilah pengubahan ejaan.

5. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)
     Pada tanggal 26 November 2015, ditetapkan di Jakarta, keluarlah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia Nomor 50 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI ketika itu, Anies Baswedan. Peraturan tersebut dibuat sebagai efek kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni baik verbal maupun goresan pena serta fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara juga perlunya penyempurnaan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Penggunaan EBI sanggup dipergunakan bagi instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat secara baik dan benar.
     Adapun, Pedoman EBI dibuat menurut pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 ihwal Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2003, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 ihwal Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 ihwal Pengembangan, Pembinaan, dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5554);
     Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2010 ihwal Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Resmi Presiden dan/atau Wapres serta Pejabat Negara Lainnya; Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 ihwal Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 ihwal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15); dan Keputusan Presiden Nomor 121/P/2014 ihwal Kabinet Kerja periode tahun 2014 – 2019 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 79/P Tahun 2015 ihwal Penggantian Beberapa Menteri Negara Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019.

B. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI)

I. PEMAKAIAN HURUF
Pemakaian aksara dalam EBI, antara lain:
     A. Huruf Abjad    
     B. Huruf Vokal
     C. Huruf Konsonan
     D. Huruf Diftong
     E. Gabungan Huruf-Konsonan
     F. Huruf Kapital
     G. Huruf Miring
     H. Huruf Tebal

II. PENULISAN KATA
     A. Kata Dasar
     B. Kata Berimbuhan
     C. Bentuk Ulang
     D. Gabungan Kata
     E. Pemenggalan Kata
     F. Kata Depan di, ke, dan dari
     G. Partikel
     H. Singkatan dan Akronim
     I. Angka dan Bilangan
     J. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
     K. Kata Sandang si dan sang

Sumber : Slide Bahasa Indonesia Pertemuan 3 @bsi
Kuliah ? Bsi aja !
Menulis karangan ialah kegiatan menulis usulan Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer Dan Nonilmiah


A. Menulis Karangan

     Menulis karangan ialah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan perihal fakta, kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Terdapat tiga golongan karangan, yaitu ilmiah, ilmiah populer, dan nonilmiah.

B. KARANGAN ILMIAH

1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Ilmiah

     Karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum yang ditulis berdasarkan metodologi dan penulisan yang benar ialah pengertian karangan ilmiah. Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu:

a. Sistematis;
b. Objektif;
c. Cermat, tepat, dan benar;
d. Tidak persuasif;
e. Tidak argumentatif;
f. Tidak emotif
g. Tidak mengejar laba sendiri;
h. Tidak melebih-lebihkan sesuatu.

     Bentuk karangan ilmiah sanggup berupa makalah, usulan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Makalah ialah karangan ilmiah yang membahas suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup perkuliahan, seminar, simposium, atau pertemuan ilmiah lainnya. Makalah terdiri atas judul karangan, abstrak, pendahuluan, pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka.

     Usulan penelitian atau proposal ialah usulan perihal suatu hal sebagai planning kerja atau penelitian yang dituangkan dalam bentuk rancangan penelitian. Usulan penelitian memuat judul, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, hipotesis, metode penelitian, kegiatan kegiatan, sistematika penulisan, dan daftar pustaka. Usulan penelitian juga sanggup disusun dengan bab utama pendahuluan, landasan teoritis, dan metodologi penelitian, tanpa adanya pembahasan dan kesimpulan-saran.

     Skripsi ialah training pembuatan karangan ilmiah yang berupa naskah teknis sebagai persyaratan bagi calon sarjana. Tesis ialah karangan ilmiah yang menitikberatkan pada metodologi penelitian dan metodologi penulisan. Disertasi ialah penulisan karangan ilimiah yang selain mementingkan metodologi penelitian dan penulisan juga harus menemukan paradigma gres perihal suatu ilmu.

2. Metode Ilmiah

     Metode ilmiah ialah garis-garis aliran yang bersifat konseptual dan prosedural. Konseptual berarti mempunyai gagasan orisinil, sedangkan prosedural berarti memulai dengan observasi dan mengakhiri dengan pernyataan-pernyataan umum. Suatu hal yang harus dipegang teguh dalam menerapkan perilaku ilmiah ialah konsistensi. Tujuan mempelajari metodologi penulisan karangan ilmiah:

a. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis;
b. Meningkatkan keterampilan dalam menulis aneka macam karya; dan
c. Meningkatkan pengetahuan perihal mekanisme penulisan karangan ilmiah.

     Selanjutnya, perilaku ilmiah yang harus dimililiki oleh seorang peneliti, yaitu rasa ingin tahu dan kritis; terbuka dan objektif; menghargai karya orang lain; berani mempertahankan kebenaran; dan perilaku menjangkau ke depan.

3. Pelaksanaan Penulisan Karangan Ilmiah

     Langkah-langkah yang harus ditempuh, yaitu menciptakan timbangan pustaka, memilih masalah, memecahkan masalah, membentuk hipotesis, menguji hipotesis, dan menerbitkan hasil penelitian. Timbangan pustaka ialah menimbang atau menilai hasil-hasil penelitian yang telah dikerjakan oleh orang lain untuk dibahas dan disimpulkan. Persyaratan penimbang pustaka ialah berpengetahuan dalam bidangnya, berkemampuan menganalisis, dan berpengetahuan dalam teladan yang sebanding. Timbangan pustaka ini mempunyai kegunaan untuk mengetahui letak duduk kasus yang dikemukakan dalam ruang yang sama.

C. KARANGAN ILMIAH POPULER

1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Ilmiah Populer

     Karangan ilmiah terkenal atau semiilmiah ialah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta eksklusif dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang benar. Karangan jenis semi ilmiah biasa dinamai ilmiah populer. Ciri-ciri karangan ilmiah populer:

a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subjektif,
c. gaya bahasa formal dan populer,
d. mementingkan diri penulis,
e. melebih-lebihkan sesuatu,
f. usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g. bersifat persuasif.

2. Contoh Karangan Ilmiah Populer

     Bentuk karangan semiilmiah atau ilmiah terkenal yaitu artikel, editorial, opini, tips, dan resensi buku. Artikel merupakan karya tulis lengkap, misal laporan isu atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya. Editorial ialah 1) surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar (majalah) tersebut mengenai beberapa pokok masalah; 2) tajuk rencana.

     Opini ialah pendapat, pikiran, pendirian. Tips merupakan isyarat perihal langkah-langkah yang harus dilakukan untuk tujuan tertentu.

     Resensi buku ialah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga. Klasifikasi pembuatan resensi buku nonilmiah ibarat puisi dan novel yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, dan apresiasi.

D. KARANGAN NONILMIAH

1. Pengertian, Ciri, dan Bentuk Karangan Nonilmiah

     Karangan nonilmiah ialah karangan yang menyajikan fakta eksklusif perihal pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Sumber goresan pena bahasa nonilmiah sanggup berupa sesuatu yang abnormal dan subjektif.

Ciri-ciri karangan nonilmiah:

a. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b. fakta yang disimpulkan subjektif,
c. gaya bahasa konotatif dan populer,
d. tidak memuat hipotesis,
e. penyajian dibarengi dengan sejarah,
f. bersifat imajinatif,
g. situasi didramatisir, dan
h. bersifat persuasif.

2. Contoh Karangan Nonilmiah

Dongeng, cerpen, puisi, novel, drama, dan roman ialah karangan nonilmiah.

E. BAHASA KARANGAN ILMIAH, ILMIAH POPULER, DAN NONILMIAH

     Bahasa dalam ragam ilmiah menggunakan ragam bahasa Indonesia resmi. Ciri-ciri ragam resmi, yaitu menerapkan kesantunan ejaan (EYD), kesantunan diksi, kalimat, paragraf, menggunakan kata ganti pertama “penulis”, bukan saya, aku, kami, atau kita, menggunakan kata baku atau istilah ilmiah, bukan populer, menggunakan makna denotasi, bukan konotasi, menghindari pemakaian unsur bahasa daerah, dan mengikuti konvensi penulisan karangan ilmiah.

     Berbeda dengan karangan ilmiah, bahasa dalam karangan semiilmiah/ilmiah terkenal dan nonilmiah melonggarkan aturan, ibarat menggunakan kata-kata yang bermakna konotasi dan figuratif, menggunakan istilah-istilah yang umum atau terkenal yang dipahami oleh semua kalangan, dan menggunakan kalimat yang kurang efektif ibarat pada karya sastra.

KATA ILMIAH          KATA POPULER
Metode                         Cara
Prosedur                       Langkah-langkah
Sahih                            Sah
Fonem                          Bunyi
Populasi                       Penduduk
Stadium                       Tahapan
Karbon                        Orang
Produk                        Hasil
Volume                       Isi
Makro                         Besar
Paradigma                  Pandangan

Sumber : Slide Bahasa Indonesia Pertemuan 2 @bsi
Kuliah ? Bsi aja !

Kamis, 09 Agustus 2018



A. PERANAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NASIONAL DAN BAHASA NEGARA

1. Peranan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Berbanggalah menjadi warga negara Indonesia alasannya mempunyai bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia yang bisa mendukung budaya bangsa, berkembang berkelanjutan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Ragam bahasa Indonesia gres digunakan semenjak dicetuskannya Sumpah perjaka pada 28 Oktober 1928 hingga ketika ini dengan aneka macam perubahan dan perkembangan. Pada ketika itu pula bahasa Indonesia ditetapkan sebagai Bahasa Nasional.

Fungsi bahasa sebagai Bahasa Nasional yaitu

1) Lambang pujian bangsa;

2) Lambang identitas bangsa;

3) Alat pemersatu;

4) Alat penghubung antardaerah.

Berbanggalah alasannya tidak semua bangsa di dunia ini mempunyai bahasa nasional yang digunakan secara luas dan dijunjung tinggi. Adanya bahasa nasional yang sanggup menyatukan aneka macam suku bangsa yang berbeda merupakan kebanggan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sanggup mengatasi perbedaan yang ada.

Sebagai bangsa yang terdiri atas aneka macam suku bangsa, budaya dan bahasa yang berbeda, bangsa Indonesia mengalami dilema besar dalam melangsungkan kehidupannya. Dengan adanya bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa nasional oleh semua suku bangsa yang ada, perpecahan itu sanggup dihindari alasannya suku-suku bangsa di Indonesia merasa satu. Kalau tidak ada bahasa Indonesia, bangsa Indonesia dengan keanekaragaman suku bangsa akan menghadapi dilema perpecahan bangsa, terutama dilema komunikasi. Jadi, berbanggalah mempunyai bahasa Indonesia yang sudah berabad-abad manjadi lingua franca di wilayah Indonesia.

2. Peranan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara

Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai Bahasa Negara pada 18 Agustus 1945 pada Undang-Undang 1945, Bab XV, Pasal 36. Fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara:

1) Bahasa resmi kenegaraan,

2) Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan,

3) Alat penghubung tingkat nasional, dan;

4) Alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. RAGAM BAHASA INDONESIA

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi digunakan dalam aneka macam keperluan tentu tidak seragam, tetapi tidak berbeda-beda diadaptasi dengan situasi dan kondisi. Keanekaragaman penggunaan bahasa Indonesia itulah yang dinamakan ragam bahasa Indonesia.

1. Berdasarkan Waktu Penggunaan

       a. Ragam Bahasa Indonesia Lama

Ragam bahasa Indonesia usang digunakan semenjak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga dicetuskannya Sumpah Pemuda. Ciri ragam Bahasa

Indonesia usang dipengaruhi oleh bahasa Melayu. Bahasa melayu inilah yang alhasil menjadi bahasa Indonesia. Alasan Bahasa Melayu menjadi Bahasa Indonesia:

1) Bahasa Melayu berfungsi sebagai lingua franca,

2) Bahasa Melayu sederhana alasannya tidak mengenal tingkatan bahasa,

3) Suku di Indonesia sanggup mendapatkan bahasa melayu sebagai Bahasa Nasional

4) Bahasa Melayu berfungsi kebudayaan

       b. Ragam Bahasa Indonesia Baru

Penggunaan ragam bahasa Indonesia gres dimulai semenjak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 hingga dengan ketika ini melalui pertumbuhan dan perkembangan bahasa yang beriringan dengan pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia.


2. Berdasarkan Media

       a. Ragam Bahasa Lisan

Ciri-ciri ragam bahasa lisan:

1) memerlukan kehadiran orang lain;

2) unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap;

3) terikat ruang dan waktu;

4) dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.

       b. Ragam Bahasa Tulis

Ciri-ciri ragam bahasa tulis:

1) tidak memerlukan kehadiran orang lain;

2) unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap;

3) tidak terikat ruang dan waktu;

4) dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.


3. Berdasarkan Situasi

       a. Ragam Bahasa Resmi

Ciri-ciri ragam bahasa resmi:

1) memakai unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten;

2) memakai imbuhan secara lengkap;

3) memakai kata ganti resmi;

4) memakai kata baku;

5) memakai EYD;

6) menghindari unsur kedaerahan.

       b. Ragam Bahasa Tidak Resmi

Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa tidak resmi ini digunakan ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal.

       c. Ragam Bahasa Akrab

Penggunaan kalimat-kalimat pendek merupaka ciri ragam bahasa akrab. Kalimat-kalimat pendek ini menjadi bermakna alasannya didukung oleh bahasa nonverbal menyerupai anggukan kepala, gerakan kaki dan tangan, atau ekspresi wajah.

       d. Ragam Bahasa Konsultasi

Ketika kita mengunjungi seorang dokter, ragam bahasa yang dipergunakan yakni ragam bahasa resmi. Namun, dengan berjalannya waktu menjadi alih kode. Bukan bahasa resmi lagi yang digunakan, melainkan bahasa santai. Itulah ragam bahasa konsultasi.


4. Berdasarkan Bidang atau Tema yang sedang Dikomunikasikan

       a. Ragam Bahasa Ilmiah

Ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah:

1) bahasa Indonesia ragam baku;

2) penggunaan kalimat efektif;

3) menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda;

4) penggunaan kata dan istilah yang bermakna lugas, serta menghindari pemakaian kata dan istilah yang bermakna kias;

5) menghindari penonjolan persona dengan tujuan menjaga objektivitas isi tulisan; dan

6) adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antaralinea.

       b. Ragam Bahasa Sastra

Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak memakai kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas- jelasnya melalui rangkaian kata bermakna konotasi sering digunakan dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan semoga tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca.

       c. Ragam Bahasa Iklan

Bergaya bahasa hiperbola, berpersuasif, dan berkalimat menarik, yakni ciri-ciri ragam bahasa iklan. Selain itu, ragam bahasa iklan bernada sugestif dan propogandis.

       d. Ragam Bahasa Bidang-bidang Tertentu

Ragam bahasa ini digunakan pada bidang-bidang tertentu menyerupai transportasi, komputer, ekonomi, hukum, dan psikologi. Diagnosis, infus, dan USG yakni referensi istilah dalam bidang kedokteran. Dapatkah Anda menyebutkan istilah-istilah yang khas pada bidang studi Anda?

5. Ragam Bahasa Indonesia Berdialek

Pernahkah Anda mendengar seseorang berbicara dengan memakai bahasa Indonesia, tetapi Anda akan segera mengetahui dari mana asal orang tersebut? Seseorang yang berasal dari Surabaya biasanya memakai panggilan rek’ pada lawan bicara, atau seseorang yang berasal dari Bandung biasanya akan menyisipkan kata ‘mah’ dan ‘atuh’ di antara kalimat-kalimatnya. Itulah yang dimaksud dengan ragam bahasa Indonesia berdialek. Lantas, menyerupai apakah ragam bahasa Indonesia yang sebenar-benarnya?

6. Ragam Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar

Sering kali kita mendengar slogan “Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”. Apakah maksud slogan tersebut? Apakah kita harus memakai bahasa yang resmi dimanapun kita berada? Bukan itu jawabannya. Slogan itu berarti

a. bahasa yang baik yakni bahasa yang mempunyai nilai rasa yang sempurna dan sesuai dengan situasi pemakaiannya;

b. bahasa yang benar yakni bahasa yang menerapkan kaidah dengan konsisten.


C. Fungsi Bahasa Indonesia Dalam Mengembangkan Kepribadian Indonesia

Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa kepribadian Indonesia yakni kepribadian yang Pancasilais, yaitu kepribadian yang religius, penuh rasa kemanusiaan, rasa persatuan, rasa demokratis, dan rasa keadilan sosial. Seluruh kepribadian ini salah satunya akan tercermin melalui cara berkomunikasi. Mahasiswa yang berkepribadian Pancasilais yakni mahasiswa yang kehidupannya diwarnai oleh nilai-nilai Pancasila melalui acara akademik, termasuk keterampilan menulis dan berbicara dalam komunikasi ilmiah.

Bahasa Indonesia sebagai perekat bangsa selain digunakan menjadi bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, juga bisa memerankan fungsinya sebagai alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkuliahan dan pertemuan ilmiah diselenggarakan dalam bahasa Indonesia. Begitu juga, penulisan makalah, ajuan penelitian, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi sebagai sarana pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memakai bahasa Indonesia.

Sumber : Slide Bahasa Indonesia Pertemuan 1 @bsi
Kuliah ? Bsi aja !

Senin, 09 Juli 2018

Learning Bahasa Indonesia BSI dan Nusa Mandiri Update  Kunci Jawaban  Soal Ujian UAS E-Learning Bahasa Indonesia UBSI dan Nusa Mandiri Update 2018


Selamat tiba kembali kepada teman Bsi-tips untuk kesempatan kali ini Admin Bsi-tips akan memberitahukan Kunci Jawaban Soal Ujian UAS E-Learning Bahasa Indonesia BSI dan Nusa Mandiri Update 2018 (ujian.bsi.ac.id). soal ini update 2018 loh dengan jumlah soal 50. Langsung saja kita ke soal dan jawabannya di bawah ini.

Untuk mempermudah teman dalam mengerjakan e-learning nya silahkan tekan kombinasi pada keyboard CTRL+F ( control find ) kemudian ketikan sebuah kata sesuai dengan soal elearning yang muncul.

1. Catatan kaki yang sumbernya sama dengan catatan kaki yang sempurna di atasnya dipergunakan untuk…
Jawabannya : Ibid.,

2. Kalimat yang berisi ajakan, suruhan, atau larangan untuk melaksanakan sesuatu dinamakan kalimat…
Jawabannya : Kalimat Perintah

3. Kalimat dimana subyeknya melaksanakan suatu perbuatan kegiatan dinamakan kalimat…
Jawabannya : Kalimat Aktif

4. Salah satu perangkat multimedia di kurun teknologi yang sanggup dipergunakan untuk berpidato adalah…
Jawabannya : Laptop

5. Kalimat yang dipergunakan berulang untuk mencitarasakan kalimat dengan menghindarkan pengulangan kata yang lemah dayanya dinamakan kalimat…
Jawabannya : Kalimat Berepetisi

6 .Di bawah ini, manakah di antara penulisan daftar pustaka untuk nama penulis yang lebih dari empat orang yang paling tepat?
Jawabannya : Luxemburg, Jan van dkk. 1989. Tentang Sastra. Terjemahan Achadiati Ikram. Jakarta: Intermasa.

7. Kaitan antara kata yang diucapkan dan suasana hati, contohnya gembira, sedih, sendu, atau khidmat sesuai dengan tujuan program yang ditetapkan dinamakan…
Jawabannya : Warna Suara

8. Seseorang yang menghimpun segala komentar, saran, dan pertanyaan dalam buku untuk dijadikan dokumen bagi presentasi ilmiah dinamakan…
Jawabannya : Notulen

9. Apa yang dimaksud dengan makna dalam alam masuk akal secara eksplisit, konseptual, dan sesuai apa adanya yaitu makna…
Jawabannya : Makna Denotatif

10. Perhatikanlah kalimat di bawah ini:
Hanya dengan bekerja, bekerja, ya bekerja, tujuan kita akan tercapai.

Kalimat di atas merupakan kalimat berepetisi…
Jawabannya : Berepetisi Bentuk

11. Kalimat aktif dan kalimat pasif merupakan serpihan dari kalimat…
Jawabannya : Kalimat Pernyataan

12. Menarik minat dan perhatian penerima merupakan salah satu kiat presentasi yang…
Jawabannya : Efektif

13. Bentuk istilah yang maknanya terangkum oleh bentuk umum (superordinat)-nya yang bermakna lebih luas, disebut dengan kata…
Jawabannya : Kata Khusus (Hiponim)

14. Pokok permasalahan yang akan dibahas atau pertanyaan-pertanyaan berupa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam karangan ilmiah terdapat pada…
Jawabannya : Rumusan Masalah

15. Seseorang yang berfungsi sebagai pengatur jalannya presentasi atau diskusi, termasuk penentu waktu yang disediakan untuk presentasi ilmiah dinamakan…
Jawabannya : Moderator

16. Manakah penulisan yang paling sempurna di bawah ini untuk nama penulis pada daftar pustaka yang terdiri dari tiga unsur, menyerupai Riana Kusuma Dewi?
Jawabannya : Dewi, Riana Kusuma

17. Kata yang terangkai menjadi kalimat sebagai pengantar karangan disebut kata…
Jawabannya : Kata Pengantar

18. Kalimat yang digunakan oleh penutur untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat, termasuk bencana yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi impulsif dinamakan kalimat….
Jawabannya : Kalimat Seru

19. Ucapan puji dan syukur, tujuan penulisan, penyebutan pihak-pihak yang telah turut membantu, ucapan terima kasih, kawasan dan tanggal, dan nama penulis terdapat pada halaman…
Jawabannya : Halaman Kata Pengantar

20. Penulisan catatan kaki yang digunakan untuk pencantuman sumber bacaan yang sama, tetapi sudah diselingi oleh sumber bacaan yang lain terdapat pada…
Jawabannya : Loc. Cit.,

21. Salah satu teknik notasi ilmiah yang merupakan kumpulan sumber bacaan atau sumber referensi dikala menulis karangan ilmiah dinamakan…
Jawabannya : Daftar Pustaka

22. Yang dimaksud dengan bentuk yang tulisannya dipendekkan atau kependekan yaitu hasil menyingkat atau memendekkan berupa aksara atau adonan menyingkat atau memendekkan berupa aksara atau adonan aksara adalah…
Jawabannya : Singkatan (Akronim)

23. Penyuntingan naskah pidato berkaitan dengan tiga hal, yaitu isi, bahasa, dan …
Jawabannya : Penalaran

24. Penulisan susunan daftar pustaka untuk nama belakang penulis, atau nama lembaga yang menerbitkan sumber bacaan, bukan menurut urutan angka atau aksara disusun menurut urutan…
Jawabannya : Urutan Abjad

25. Makna yang asosiatif, makna yang timbul sebagai akhir dari perilaku sosial, perilaku pribadi, dan kriteria pemanis yang dikenakan pada sebuah makna konseptual, disebut makna…
Jawabannya : Makna Konotatif

26. Membaca naskah, mencatatat fakta-fakta, menciptakan garis-garis rancangan, menulis konsep abstrak, dan meluas atau meringkaskan konsep merupakan langkah-langkah penulisan…
Jawabannya : Penulisan Abstrak

27. Yang dimaksud dengan penggunaan teori, konsep, ide, dan lain yang sejenis yang berasal dari sumber lain, baik secara eksklusif maupun tidak eksklusif adalah…
Jawabannya : Kutipan

28. Halaman yang berisikan pernyataan kapan, di mana, dan siapa yang telah menuntaskan karya ilmiah terdapat pada halaman…
Jawabannya : Halaman Pengesahan

29. Seseorang yang memberikan isi makalah dinamakan…
Jawabannya : Penyaji

30. Konstruksi yang khas pada suatu bahasa yang salah satu unsurnya tidak sanggup dihilangkan atau diganti dinamakan ungkapan…
Jawabannya : Ungkapan Idiomatik

31. Pendeskripsian ihwal permasalahan umum dari topik yang akan diteliti terdapat pada…
Jawabannya : Latar Belakang Masalah

32. Yang dimaksud dengan pendekatan-pendekatan atau teori-teori relevan dengan judul dan rumusan duduk kasus yang akan kita gunakan untuk mengupas menganalisis, dan menjelaskan variabel yang akan diteliti adalah…
Jawabannya : Landasan Teori

33. Di bawah ini, manakah di antara penulisan daftar pustaka yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa yang paling tepat?
Jawabannya : Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Kamus Istilah Ekonomi. Jakarta: PT Balai Pustaka.

34. Penulisan judul karangan lengkap dengan sub judul, logo, bentuk karangan, tujuan penyusunan, nama penyusun/identitas, nama lembaga pendidikan, nama kota kawasan lembaga pendidikan tinggi berada, dan tahun penyusunan terdapat pada halaman…
Jawabannya : Halaman Judul

35. Apabila kata yang acuannya tidak gampang diserap pancaindra,disebut dengan kata…
Jawabannya : Kata Abstrak

36. Kalimat yang digunakan kalau penulis hendak memberitakan, memberitahukan, atau menginformasikan sesuatu dinamakan kalimat...
Jawabannya : Kalimat Pernyataan

37. Jika judul karangan ilmiah lebih dari satu baris, maka disusun dengan…
Jawabannya : Piramida Terbalik

38. Kerangka karangan atau intisari sebuah karangan disebut….
Jawabannya : Daftar Isi

39. Pada serpihan tengah atas, penulisan tajuk daftar pustaka memakai huruf…
Jawabannya : Huruf Kapital

40. Cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya dikala berpidato dinamakan…
Jawabannya : Tempo

41. Proses komunikasi yang berkesinambungan kawasan pesan dan simbol bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dengan para pendengar dinamakan…
Jawabannya : Berpidato

42. Di bawah ini, manakah di antara penulisan daftar pustaka untuk nama penulis terdiri dari dua orang yang paling tepat?
Jawabannya : Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

43. Pendeskripsian secara singkat, jelas, dan tajam mengarah pada rumusan duduk kasus dan latar belakang duduk kasus terdapat pada…
Jawabannya : Tujuan Penelitian

44. Dua istilah atau lebih yang sama ejaan dan lafalnya, tetapi maknanya berbeda sebab asalnya berlainan disebut…
Jawabannya : Homonim

45. Yang dimaksud dengan ungkapan khas kebahasaan yang salah satu unsurnya yang tidak sanggup tergantikan oleh unsur lain dinamakan…
Jawabannya : Idiomatik

46. Ide, gagasan, kesibukan, keinginan, angan-angan, kehendak, dan perdamaian merupakan beberapa contoh kata…
Jawabannya : Kata Abstrak

47. Presentasi yang dilakukan untuk menyajikan karya tulis atau karya ilmiah seseorang di depan lembaga undangan atau penerima dinamakan presentasi…
Jawabannya : Presentasi Ilmiah

48. Meja, rumah, mobil, air, cantik, hangat, wangi, dan bunyi merupakan beberapa contoh kata…
Jawabannya : Kata Kongkret

49. Perhatikan contoh kalimat berikut ini:
Aduh, pegangan saya terlepas!

Berdasarkan contoh kalimat di atas, kalimat tersebut merupakan kalimat…
Jawabannya : Kalimat Seru

50. Kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau kegiatan dinamakan kalimat…
Jawabannya : Kalimat Pasif

Demikian Kunci Jawaban Soal Ujian UAS E-Learning Bahasa Indonesia BSI dan Nusa Mandiri Update 2018 dari admin. Semoga artikel ini sanggup membantu teman semua dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah. Jika ada pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh teman eksklusif saja di tulis di komentar dibawah.

Nantikan update-an Kunci Jawaban yang lainnya yah yang ada di blog kami di lain waktu ya. Selamat Mengerjakan !

Kunci Jawaban E-Learning KUIS Bahasa Indonesia Pertemuan 15 BSI

Learning KUIS Bahasa Indonesia Pertemuan  Kunci Jawaban E-Learning KUIS Bahasa Indonesia Pertemuan 15 BSI


Selamat tiba kembali di blog . Untuk kesempatan kali ini admin akan memberikan Kunci Jawaban KUIS E-Learning Bahasa Indonesia Pertemuan 15 BSI soal ini update 2018 loh dengan jumlah soal 30. Langsung  saja kita ke jawabannya di bawah ini.


Untuk mempermudah sahabat dalam mengerjakan e-learning nya  silahkan tekan kombinasi pada keyboard CTRL+F ( control find ) kemudian ketikan sebuah kata sesuai dengan soal elearning yang muncul.

1. Abstrak untuk skripsi panjang katanya sebanyak ......

  • 100kata - 110 kata
  • 0 kata - 50 kata
  • 75 kata - 100 kata
  • 50 kata - 75 kata
  • 200 kata - 250 kata
Jawabannya : 200 kata - 250 kata

2. Kerangka karangan disebut juga dengan .....
  • Output
  • Outline
  • Inside 
  • Outside
  • Input
Jawabannya : Outline

3. Kutipan tidak pribadi disebut juga dengan ......
  • Serbuk sari
  • Pokok bahasan
  • Ragam bahasa
  • Inti sari pendapat
  • Benang sari
Jawabannya : Inti sari pendapat

4. Ajidarma, Seno Gumira. Sepotong Senja Untuk Pacarku. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2001.
Daftar pustaka merupakan format dari .....
  • MLA
  • LSI
  • MLM
  • ASM
  • LSM
Jawabannya : MLA

5. Catatan yang diletakan pada penggalan simpulan sebuah buku disebut dengan .....
  • Catatan kepala
  • Catatan muka
  • Catatan depan
  • Catatan kaki
  • Catatan belakang
Jawabannya : Catatan belakang

6. Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun paragraf pembuka karangan antara lain .....
  • Berupa saran
  • Kata-kata dalam paragraf harus menarik
  • Kata-kata dalam paragraf membosankan
  • Pokok problem tidak diuraikan
  • Berisi kesimpulan
Jawabannya : Kata-kata dalam paragraf harus menarik

7. Paragraf yang menempatkan kalimat topik pada simpulan paragraf disebut ......
  • Industri
  • Induktif
  • Dokumentasi
  • Doktrinisasi
  • Induksi
Jawabannya : Induktif

8. Paragraf yang mengemukakan suatu pikiran dengan logis disebut .....
  • Komunikatif
  • Kompetitif
  • Argumentatif
  • Agraria
  • Argometer
Jawabannya : Argumentatif

9. Kalimat topik dalam paragraf yang ditempatkan pada semua kalimat dalam paragraf di sebut .....
  • Desimal
  • Pasif
  • Produktif
  • Narasi
  • Deskriptif
Jawabannya : Deskriptif

10Ibid, Op. Cit dan Lie. Cit berasal dari bahasa .....
  • Arab
  • Inggris
  • Spanyol
  • Latin
  • Prancis
Jawabannya : Latin

11. Fungsi kepustakaan antara lain adalah.....
  • Sebagai aksesoris di buku
  • Memudahkan  untuk menjiplak
  • Membantu pembaca menentukan referensi yang sesuai dengan bidang studi
  • Untuk menambah halaman biar lebih tebal
  • Agar pengarang semakin terkenal
Jawabannya : Membantu pembaca menentukan referensi yang sesuai dengan bidang studi

12. Paragraf yang memaparkan pokok problem disebut .....
  • Ekspresi
  • Ekspose
  • Komposisi
  • Kompos
  • Eksposisi
Jawabannya : Eksposisi

13. Padanan kata dari persuasi yakni .....
  • Ajakan
  • Sebabakibat
  • Abaikan
  • Argue
  • Perbandingan
Jawabannya : Ajakan

14. Penulisan daftar pustaka yang pengarang ada 2 (dua) yaitu .....
  • Tidak ada judul buku
  • Pengarang pertama tidak dibalik, pengarang kedua dibalik
  • Tidak dicantumkan tahun terbit
  • Pengarang pertama dibalik, Pengarang kedua tidak
  • Pengarang dua-duanya tidak dibalik
Jawabannya : Pengarang pertama dibalik, Pengarang kedua tidak

15. Di bawah ini yang merupakan ciri dari karangan ilmiah yaitu .....
  • Kaidah bahasa baku
  • Tidak baku
  • Rekaan
  • Non faktual
  • Subyektif
Jawabannya : Kaidah bahasa baku

16. Di bawah ini yang merupakan daar pustaka format APA yakni .....
  • Utami, Ayu. (1998). Saman.Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
  • Yusuf, Nova Riyanti. BatarSyiwa Mahadewi. Jakarta: Gramedia Pustak:a Utama, 2003.
  • Toer, Pramoedya Ananta. Bumi Manusia. Jakarta: Hasta Mitra, 1980.
  • Hirata, Andrea. Laskar Pelangi. Jakarta: Bentang Pustaka, 2005
  • Basuki, Fira. A tap. Jakarta: Grasindo, 2003.
Jawabannya : Utami, Ayu. (1998). Saman.Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

17. Salah satu fungsi keragka karangan bagi penulis yakni .....
  • Supaya karangan minimalis
  • Menciptakan klimaks
  • Agar susah dipahami pembaca
  • Menciptakan antiklimaks
  • Supaya pembaca bosan
Jawabannya : Menciptakan klimaks

18. Salah satu rujukan kerangka karangan yakni .....
  • Pola spasial
  • Pola buatan
  • Pola segitiga
  • Pola lingkaran
  • Pola kerucut
Jawabannya : Pola Spasial

19. Banyaknya gagasan dalam satu unit kerangka karangan yakni .....
  • Lima gagasan
  • Tiga gagasan
  • Dua gagasan
  • Satu gagasan
  • Empat gagasan
Jawabannya : Satu gagasan

20. Pokok-pokok kerangka karangan disusun secara .....
  • Berantakan
  • Tidak teratur
  • Logis
  • Tidak rapi
  • Tidak terinci
Jawabannya : Logis

21. Hal yang harus diperhatikan dalam paragraf epilog yakni .....
  • Kesimpulan
  • Mengutip
  • Mengemukakan problem baru
  • Menguraikan pokok problem lagi
  • Kesan negatif
Jawabannya : Kesimpulan

22. Satuan bahasa yang lebih luas dari kalimat yakni .....
  • Huruf
  • Demograf
  • Paragraf
  • Gravity
  • Kata
Jawabannya : Paragraf

23. Jika uraian paragraf melebihi 100 kata maka paragraf sebaiknya dibentuk menjadi .....
  • Empat paragraf
  • Satu paragraf
  • Lima paragraf
  • Dua paragraf
  • Tiga paragraf
Jawabannya : Dua paragraf

24. Jumlah minimal kalimat dalam satu paragraf yakni .....
  • Dua kalimat
  • Tiga kalimat
  • Empat kalimat
  • Lima kalimat
  • Satu kalimat
Jawabannya : Tiga kalimat

25. Karangan ringkas yang berupa rangkuman disebut juga dengan .....
  • Asbak
  • Kontrak
  • Abstrak
  • Absorsi
  • Absurb
Jawabannya : Abstrak

26. Perbedaan penulisan daftar pustaka dengan catatan kaki yakni .....
  • Nama pengarang dalam daftar pustaka tidak dibalik,catatan kaki dibalik
  • Di daftar pustaka mencantumkan nama penulis,di catatan kaki tidak
  • Nama pengarang dalam daftar pustaka dibalik, catatan kaki tidak dibalik
  • Di daftar pustaka tidak mencantumkan nama penulis, di catatan kaki mencantumkan
  • Nama pengarang dalam daftar pustaka dibalik, catatan kaki dibalik
Jawabannya : Nama pengarang dalam daftar pustaka dibalik, catatan kaki tidak dibalik

27. Kegiatan merangkum intisari bacaan yang berasal dari beberapa sumber disebut dengan .....
  • Antitesis
  • Simulasi
  • Tesis
  • Simultan
  • Sintesis
Jawabannya : Sintesis

28. Data semua sumber yang dijadikan rujukan dengan ditandai oleh angka Arab disebut dengan .....
  • Reliabel
  • Relevansi
  • Forensik
  • Konferensi
  • Referensi
Jawabannya : Referensi

29. Tindakan pencurian terhadap hak cipta disebut dengan .....
  • Kriminalisme
  • Plagiarisme
  • Skizofrenia
  • Komunisme
  • Pobia
Jawabannya : Plagiarisme

30. Pilihan kata disebut juga dengan.....
  • Difabel
  • Diksi
  • Diva
  • Diktat
  • Disket
Jawabannya : Diksi

Demikian Kunci Jawaban KUIS E-Learning Bahasa Indonesia Pertemuan 15 dari admin. Semoga artikel ini sanggup membantu sobat  semua dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah. Jika ada pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh sahabat pribadi saja di tulis di komentar dibawah.



Nantikan update-an Kunci Jawaban yang lainnya yah yang ada di blog kami di lain waktu ya. Selamat Mengerjakan !

Kamis, 21 Juni 2018

 Untuk kesempatan kali ini admin akan menunjukkan Kunci Jawaban E-Learning Bahasa Indonesia Pertemuan 14


Selamat tiba kembali di blog . Untuk kesempatan kali ini admin akan memberikan Kunci Jawaban E-Learning Bahasa Indonesia Pertemuan 14 soal ini update 2018 loh dengan jumlah soal 10. Langsung  saja kita ke jawabannya di bawah ini.


Untuk mempermudah teman dalam mengerjakan e-learning nya  silahkan tekan kombinasi pada keyboard CTRL+F ( control find ) kemudian ketikan sebuah kata sesuai dengan soal elearning yang muncul.

1. Yang dimaksud dengan perumusan topik dan tujuan dalam bentuk kalimat dengan menonjolkan topik sebagai pokok bahasan disebut .....
  • Antitesis
  • Analisis
  • Antitesa
  • Tesis
  • Sintesis
Jawabannya : Tesis

2. Pokok dilema yang akan dibahas dalam karangan ilmiah disebut dengan .....
  • Topik
  • Opic
  • Taufik
  • Tabik
  • Munafik
Jawabannya : Topik

3. Pokok-pokok kerangka karangan disusun secara .....
  • Berantakan
  • Tidak terinci
  • Tidak teratur
  • Tidak rapi
  • Logis
Jawabannya : Logis

4. Salah satu fungsi keragka karangan bagi penulis yaitu .....
  • Supaya pembaca bosan
  • Menciptakan antiklimaks
  • Supaya karangan minimalis
  • Menciptakan klimaks
  • Agar susah dipahami pembaca
Jawabannya : Menciptakan klimaks

5. Kerangka karangan disebut juga dengan .....
  • Input
  • Inside
  • Outside
  • Outline
  • Output
Jawabannya : Outline

6. Salah satu teladan kerangka karangan yaitu .....
  • Pola kerucut
  • Pola buatan
  • Pola spasial
  • Pola lingkaran
  • Pola segitiga
Jawabannya : Pola spasial

7. Kata lain dari sumber tumpuan yaitu .....
  • Konferensi
  • Remunerasi
  • Referensi
  • Atraksi
  • Fererasi
Jawabannya : Referensi

8. Tujuan pembatasan topik yaitu .....
  • Agar menarik pembaca
  • Agar luas pembahasan
  • Agar karangannya banyak
  • Agar tidak menyimpang dari permasalahan
  • Agar karangannya sedikit
Jawabannya : Agar tidak menyimpang dari permasalahan

9. Banyaknya gagasan dalam satu unit kerangka karangan yaitu .....
  • Empat gagasan
  • Tiga gagasan
  • Dua gagasan
  • Satu gagasan
  • Lima gagasan
Jawabannya : Satu gagasan

10. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan topik antara lain .....
  • Topik yang sudah kadaluarsa
  • Tidak diketahui penulis
  • Tidak menarik pembaca
  • Tidak dikuasai penulis
  • Menarik perhatian penulis
Jawabannya : Menarik perhatian penulis

Demikian Kunci Jawaban E-Learning Bahasa Indonesia Pertemuan 14 BSI dari admin. Semoga artikel ini sanggup membantu teman semua dalam mengerjakan semua tugas-tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah. Jika ada pertanyaan yang perlu ditanyakan oleh teman eksklusif saja di tulis di komentar dibawah.

Nantikan update-an Kunci Jawaban KUIS E-Learning Bahasa Indonesia  Pertemuan 15 di lain waktu ya. Selamat Mengerjakan !